01 Mei, 2009

TATKALA ALLAH MENGUNDANG MANUSIA UNTUK QIYAMUL LAIL


http://intuisininil.blogspot.com

Tahukah kawan, bahwa Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim, sangat peduli dengan hamba-Nya, agar disepertiga malam manusia menyisihkan waktu untuk menegakkan qiyamul lail. Simaklah di dalam Al Qur'an Surat Al Muzammil(73):1-4, yang artinya,

"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan."

Juga di ayat yang lain, Allah akan menempatkan manusia pada tempat yang terpuji suatu tempat yang paling mulia di dunia maupun di akhirat, apabila hamba-Nya mau menegakkan qiyamul lail pada sepertiga malam.

"Dan pada sebahagian malam hari bershalat tahajjudlah (menegakkan qiyamul lail) kamu, sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS Al Israa'(17):79)

Kawan, shalat qiyamul lail memang bukanlah wajib hukumnya, tetapi Allah telah menjanjikan bahwasanya seorang manusia apabila menegakkan qiyamul lail, dia akan merasakan kedamaian hati dan kebahagiaan hakiki. Artinya, rasa bahagia itu bukan sekedar perasaan senang sesaat, tetapi kebahagiaan itu dirasakan dalam segala kondisi. Apalagi di saat-saat diri baru mengalami sesuatu yang tidak di sukai, yang biasanya kita sebut ujian atau cobaan hidup.

Kawan, saya dapat mengatakan demikian, karena apa yang saya tulis di sini merupakan pengalaman hidup saya sendiri. Saya hanya menulis apa yang telah saya lakukan dan yang telah saya rasakan.

Suatu ketika, saya dan suami berkomitmen untuk tidak akan berpolitik praktis, dengan berbagai alasan. Akan tetapi suatu hari kemudian dengan berbagai argumentasi suami berubah pikiran dengan menerima dan bersedia menjadi ketua partai politik tertentu. Akibatnya, tejadilah 'diskusi panjang' antara saya dan suami, dan saya tetap pada pendirian, tidak setuju suami aktif di partai. Namun suami juga tetap pada pendiriannya. Pada akhirnya saya 'terpaksa' mempersilahkan, dengan syarat suami tidak akan melakukan praktek money politics (baca: suap-menyuap), karena agama telah menjelaskan bahwasanya yang menyuap dan yang disuap sama saja kelak akan peroleh laknat dari Allah. Naudzubillah!

Maka untuk peroleh kemenangan, dibuatlah 4 poin gagasan realistis menuju kota lebih baik, pertama, saatnya punya kampung cyber; kedua, saatnya kota punya perpustakaan pendidikan/umum berbasis IT, ketiga raperda miras dan terakhir raperda sampah. Keempat poin tersebut belum dimiliki oleh kota kami.

Banyak relasi yang menasihati, percuma hanya dengan gagasan realistis bila tidak dibarengi dengan amplop, tidak akan menang. Tetapi kami tidak melakukan nasihat tersebut. Namun tetap saja harus keluar dana hampir dua puluh juta rupiah untuk mensosialisasikan keempat gagasan realistis tersebut, baik lewat buletin, spanduk, banner, maupun lewat surat kabar lokal. Jumlah ini relatif sedikit apabila dibandingkan dengan tetangga sebelah harus mengeluarkan ratusan juta rupiah (dan tidak 'jadi'), bahkan ada yang sampai satu 'em' untuk tiga orang keluarga yang jadi caleg (ketiganya dapat kursi).

Waktu pun berjalan, empat poin gagasan realistis ternyata tidak begitu laku... suara yang diraih tidak memenuhi. Lantas, apa yang bisa saya lakukan? Marah, uring-uringan, stres, depresi. Tidak mau, sedih juga sih, mau beli ini, beli itu untuk keperluan sehari-hari tidak ada uang belanja lagi.
Apa yang bisa saya lakukan? Malam itu saya bergegas ambil air wudhu, kemudian menegakkan qiyamul lail sebanyak sebelas rakaat, yakni dua rakaat empat kali, ditambah shalat sunnah witir tiga rakaat.

Subhanallah, "Ya Allah, aku pernuhi undangan-Mu di sepertiga akhir malam ini, Ya Allah, kurasakan betapa tenangnya saat di haribaan-Mu, tak ada lagi kesedihan, tak ada lagi duka. Kukembalikan segala urusan, karena Engkaulah Sebaik-baik Pemelihara Perkara."

"Ya Allah, berikanlah kami rahmat dari sisi-Mu, dan sediakanlah petunjuk bagi kami yang akan menolong kami. Amin."

"Laa haulaa, walaa quwwata illah billaah," kubaca berulang kali tak terhitung jumlahnya hingga menjelang subuh...

Demikian kawan satu pengalaman kejadian yang tidak saya kehendaki tetapi terjadi juga, kemudian saya kembalikan urusan duka itu kepada Yang Maha Penguasa Alam Semesta Beserta Seluruh Isinya -- Allah SWT.

Ragu atau kurang begitu percaya, cobalah action, tegakkan qiyamul lail secara berkelanjutan dengan khusyuk, tawadhu' dan penuh keikhlasan. Kemudian rasakan perubahan yang terjadi!



Tidak ada komentar: