11 November, 2009

Pengumuman Pindah Blog ke NinilSudarmini.com


Sahabat Blog, bersama ini saya informasikan bahwasanya sejak 5 Oktober 2009 saya merintis Blog Web Hidup Mulia. Demi efisiensi dan fokus menangani blog tersebut, maka secara manual postingan yang ada pada Blog Hidup Mulia Web secara berangsur-angsur saya pindahkan ke Blog Web Hidup Mulia. Tetapi Blog Hidup Mulia Web tidak saya hapus secara permanen untuk history dan pengingat akan jerih payah membangun blogger dengan penuh cinta.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga kedepannya kita menjadi lebih baik. Amien.
Sukses selalu
Ninil Sudarmini

26 Oktober, 2009

Bertaubat Dengan Menjadikan Islam Sebagai Way Of Life

Oleh : Ihsan Tandjung

Banyak fihak yang berpendapat bahwa negeri Indonesia, yang kita cintai karena Allah, dilanda musibah demi musibah karena Allah hendak memberikan ”serious warning” (peringatan keras) kepada ummat Islam agar bertaubat dari berbagai maksiat yang kian tampil secara terang-terangan.

Sejujurnya, kemaksiatan yang hadir dewasa ini di Indonesia, negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia ini, sudah meliputi segenap aspek kehidupan. Silahkan Anda renungkan…! Kemaksiatan alias kedurhakaan kepada Allah dapat kita temukan dalam aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, media massa, pendidikan, hukum, militer dan pertahanan-keamanan. Segenap aspek kehidupan tersebut telah dikembangkan dengan semangat mengabaikan bagaimana sebenarnya Allah menuntut kita mengelolanya. Manusia menyangka bahwa semua aspek hidup itu boleh dikembangkan seenaknya menurut selera dan hawa nafsu manusia. Meminjam bahasa saudara Adian Husaini beliau menulis sebagai berikut:

”Kita menyaksikan, bagaimana sekelompok orang – dengan alasan kebebasan berekspresi (freedom of expression) — dengan terang-terangan menantang aturan Allah dalam soal pakaian. Mereka menyerukan kebebasan. Mereka pikir, tubuh mereka adalah milik mutlak mereka sendiri, sehingga mereka menolak segala aturan tentang pakaian. Bukankah tindakan itu sama saja dengan menantang Allah: ”Wahai Allah, jangan coba-coba mengatur-atur tubuhku! Mau aku tutup atau aku buka, tidak ada urusan dengan Engkau. Ini urusanku sendiri. Ini tubuh-tubuhku sendiri! Aku yang berhak mengatur. Bukan Engkau!” Memang, menurut Prof. Naquib al-Attas, ciri utama dari peradaban Barat adalah ”Manusia dituhankan dan Tuhan dimanusiakan!” ((Man is deified and Deity humanised). Manusia merasa berhak menjadi tuhan dan mengatur dirinya sendiri. Persetan dengan segala aturan Tuhan!”

Inilah ciri utama peradaban Barat alias peradaban masyarakat jahiliyah. Kebebasan telah dituhankan sedemikian rupa sehingga Allah di-kerdil-kan sedangkan manusia di-Akbar-kan…! Walaupun kutipan di atas hanya menunjukkan satu contoh saja dari bentuk kemaksiatan, namun kita dapat menemukan bahwa spirit utama ”Manusia dituhankan dan Tuhan dimanusiakan!” berlaku dalam segenap aspek hidup modern. Hal ini sedang terjadi secara global di seluruh penjuru dunia. Indonesia tidak terkecuali. Mengingat bahwa Indonesia dihuni oleh jumlah ummat Islam terbanyak di dunia, maka tanggung-jawab kitapun menjadi lebih besar untuk menunjukkan di hadapan Allah bahwa kita bukanlah ummat Islam yang sekedar bangga dengan kuantitas.

Apalah artinya jumlah yang besar dari populasi muslim dunia bilamana esensi Islam sebagai Way of Life tidak difahami, dihayati, diamalkan apalagi diperjuangkan? Bukankah hakikat seorang berpandangan hidup ”Islam” ialah berserah diri kepada kehendak Allah? Bukankah misi utama da’wah Islam ialah ”membebaskan manusia dari penghambaan sesama manusia untuk menjadi hamba Allah semata”?

Muhammad Qutub mengatakan bahwa di antara ciri utama suatu masyarakat layak disebut masyarakat jahiliyah ialah bilamana di dalamnya tidak hadir iman yang semestinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Masyarakat tersebut mengaku beriman, namun dalam beriman kepada Allah masyarakat itu sendiri yang menentukan bagaimana mereka beriman kepada Allah. Mereka tidak mau tunduk kepada bagaimana semestinya mereka beriman menurut Kehendak Allah. Inilah yang dimaksud di dalam ayat:

وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ

”Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya…” (QS Al-An’aam ayat 91)

Dengan berlindung di balik faham-faham modern yang bersumber dari peradaban Barat sebagian muslim di negeri ini telah meninggalkan Islam sebagai Way of Life. Baik sadar maupun tidak sadar. Mereka meninggalkan berfikir dan berperasaan menurut bagaimana yang Allah kehendaki karena mereka telah termakan oleh faham Humanisme, Liberalisme, Sekularisme dan Materialisme. Padahal Allah menyuruh setiap Muslim yang mengaku beriman agar men-celup-kan dirinya ke dalam nilai-nilai Rabbani agar segenap fikiran dan perasaannya senantiasa tunduk kepada Allah semata:

صِبْغَةَ اللَّهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ صِبْغَةً وَنَحْنُ لَهُ عَابِدُونَ

”Shibghah (celupan) Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghah(celupan)-nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.” (QS Al-Baqarah ayat 138)

Dan termasuk salah satu faham Barat yang telah menyebabkan kaum muslimin meninggalkan Islam sebagai Way of Life ialah tentunya faham Demokrasi, suatu faham yang secara makna bahasa saja sudah menunjukkan kesombongan manusia. Demokrasi merupakan ringkasan dari gabungan dua kata: (Demos) yang berarti rakyat dan (kratos) yang berarti hukum atau kekuasaan atau wewenang membuat aturan (tasyrii’). Sedangkan ajaran Islam yang berlandaskan aqidah Tauhid menegaskan bahwa wewenang membuat aturan (tasyrii’) ada di sisi Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil.

مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا

”…tak ada seorang pelindungpun bagi mereka selain daripada Allah; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”. (QS Al-Kahfi ayat 26)

Saudaraku, masihkah kita perlu heran mengapa bencana demi bencana Allah tetapkan berlaku di tengah masyarakat berpenduduk muslim terbesar di dunia dewasa ini? Sudah tiba masanya bagi kita semua untuk bertaubat dengan Taubatan Nasuhan (taubat yang semurni-murninya), khususnya di dalam menjadikan Islam sebagai satu-satunya Way of Life dalam kehidupan pribadi maupun kolektif.

Kata ”Taubat” bermakna ”kembali”, yakni kembali kepada Allah dalam segenap hal. Maka sudah tiba masanya bagi ummat Islam terbesar jumlahnya di dunia ini untuk kembali dan hanya kembali kepada aturan dan hukum Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana, Allah Subhaanahu wa Ta’aala. Aturan dan hukum bikinan manusia merupakan produk makhluk yang sarat sifat zalim dan bodoh.

إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

“Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS Al-Ahzab ayat 72)

Alangkah inkonsistennya bilamana dalam doa kita berkata: ”Aku ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai Din dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul”, namun dalam keseharian kita masih saja mengakui dan mengagung-agungkan faham/ajaran peradaban Barat yang sejatinya berprinsip mengingkari bahkan mempersekutukan Allah Yang Maha Kuasa lagi Maha Esa.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

”Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (QS Al-Ikhlash ayat 1-4)

Sumber: eramuslim.com

Selamat Atas Pemerintaha Baru : Koreksi Penting Untuk Pemerintahan Baru

Sahabat, saya pribadi mengucapkan selamat atas pemerintahan baru Bapak Sby-Boediono, semoga kedepannya Indonesia menjadi lebih baik. Kemudian, sekali-sekali bolehlah qita ngrasani pemerintahan baru, bukan mencari-cari kesalahan, melainkan sebagai rakyat yang cerdas qita bisa sedikit lebih kritis atas pemerintahan yang baru dilantik -- sekali lagi untuk Indonesia yang lebih baik

Eep Saefulloh Fatah, pengajar Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia, dalam kolom Analisis Politik Koran Kompas, ( 18/8) menulis tentang potensi kekeliruan pemerintah baru SBY ke depan. Menurutnya potensi kekeliruan dibentuk oleh sikap akomodatif Yudhoyono yang berlebihan. Mengakomodasi semua (23) partai peserta resmi koalisi penyokongnya ke dalam kabinet dan/atau pos-pos pemerintahan lainnya bisa mengabaikan kompetensi mereka. Termasuk berpotensi membatasi kemungkinan terbentuknya kabinet yang kompeten, profesional, dan punya integritas.

Potensi kekeliruan berikutnya dibentuk oleh cenderung lemahnya kepemimpinan Yudhoyono. Pertama, menjalankan politik balas budi secara berlebihan sebagaimana terlihat sejak 2004. Politik balas budi berlebihan telah terbukti meningkatkan kerepotan selama lima tahun terakhir. Kedua, tak bersikap tegas terhadap kasus-kasus konflik kepentingan dalam pemerintahannya sehingga membatasi efektivitas manajemen pemerintahan dan kebijakan. Contoh terbaik soal ini adalah berlarut-larutnya penyelesaian lumpur di Sidoarjo. Ketiga, mengelola pemerintahan yang terlampau hati-hati, lamban, dan konservatif. Jangan lupa, SBY-Boediono cenderung satu karakter, tidak saling komplementer sebagaimana SBY-Kalla. Keduanya berpotensi menjadi rem (bukan rem dan gas) dan memfasilitasi terbentuknya pemerintahan yang kurang sigap.

Analisis diatas cukup menarik. Namun yang sering dilupkan kalaupun potensi kekeliruan diatas bisa ditangani, pemerintah baru tetap akan berjalan atas dasar Sekuler-Kapitalisme . Justru inilah pangkal kekeliruan terbesar dari pemerintahan baru SBY. Ideologi Kapitalisme telah terbukti gagal selama ini untuk mensejahterakan rakyat dan membangun stabilitas politik yang mapan.

Kebijakan ekonomi Kapitalisme yang liberal yang selama ini dijalankan oleh pemerintahan SBY atau yang sebelumnya justru semakin menambah penderitaan rakyat dan gagal menuntaskan kemiskinan. Meskipun jumlah kemiskinan diklaim menurun namun jumlahnya tetap puluhan juta , angka yang sangat besar . Menurut Biro Pusat Statistik Indonesia jumlah penduduk miskin selama Maret 2009 turun 14,15 persen atau 2,43 juta jiwa, menjadi 32,53 juta jiwa.

Padahal didepan mata Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa yang seharusnya bisa digunakan untuk menuntaskan kemiskinan. Waktu lima tahun adalah waktu yang lebih dari cukup untuk menuntaskan kemiskinan. Kapitalisme juga telah memberikan jalan bagi negara imperialis untuk mengobok-obok kekayaan alam Indonesia.

Ekonomi kapitalis terbukti lebih memihak kepada pemilik modal. Kasus bailout Bank Century memperkuat anggapan ini. Dengan alasan menyelamatkan Bank Century, pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp 6,7 triliun . Padahal, besaran injeksi dana yang diajukan ke DPR sebelumnya hanya Rp 1,3 triliun. Wapres Yusuf Kalla malahan dengan tegas-tegas menyatakan ini adalah perampokan.

Tidak hanya itu menurut Drajat Wibowo pengamat ekonomi yang juga anggota DPR menduga pasca penyuntikan bank Century, LPS akan merugi.Dengan nilai ekuitas sekarang yang Rp 500 miliar, jika dijual dua tahun ke depan, Century hanya laku Rp 1,5-Rp 2 triliun. Setelah disuntik modal, harus ada divestasi setelah tiga tahun. Mungkin kerugiannya Rp 4-Rp 5 triliun. Bailout Century berpotensi menjadi BLBI jilid II ketika terjadi perampokan uang negara untuk kepentingan pemilik modal yang membebani rakyat hingga Rp 650 triliun.

Melanjutkan ideology capitalism bukan hanya pangkal kekeliruan tapi menjadi dosa besar pemerintah baru. Menerapkan ideology kapitalisme disamping merugikan rakyat, menghancurkan negara juga merupakan kemaksiatan yang terbesar karena berhukum pada hukum kufur. Padahal Allah SWT telah memerintahkan untuk menjalankan syariat Islam secara menyeluruh.

Penerapan syariah Islam juga secara praktis akan menghentikan kemiskinan meluas ditengah masyarakat. Politik ekonomi syariah yang mewajibkan negara menjamin kebutuhan pokok tiap individu rakyat (sandang,pangan, dan papan) akan menjamin kesejahteraan rakyat disamping pendidikan dan kesehatan gratis.

Hasil kekayaan alam yang melimpah dari tambang emas, perak, minyak, gas akan digunakan untuk kepentingan rakyat, karena berdasarkan syariah Islam merupakan pemilikan umum (al milkiyah al ‘amah) yang wajib dikelola negara dengan baik untuk kemashlahatan rakyat. Kebijakan ini akan menghentikan penjajahan negara-negara kapitalis di Indonesia.

Penerapan syariah Islam akan menghentikan terror terhadap umat Islam atas nama perang melawan terorisme. Perang melawan terorisme ala AS ini telah menjadikan Islam dan umat Islam sebagai obyek. Mulai dari stigma negative terhadap syariah Islam dan symbol-simbol Islam sampai pengawasan dakwah. Siapapun yang diberikan label sebagai teroris kemudian diperlakukan seenaknya oleh aparat, padahal belum terbukti atau ada kemungkinan keliru dalam penangkapan.

Berdasarkan syariah Islam tidak boleh ada hubungan apapun (ekonomi, politik, maupun militer) dengan negara imperialis seperti Amerika Serikat, Inggris, dan sekutunya. Status mereka adalah muhariban fi’lan karena telah memerangi secara langsung umat Islam dan membunuh umat Islam di berbagai kawasan dunia. Memutus hubungan dengan negara teroris ini akan menghentikan terorisme. Karena Amerika Serikatlah yang diduga keras menjadi mastermind dari berbagai tindak terror di dunia Islam .

Walhasil kalau pemerintahan baru benar-benar ingin berpihak kepada rakyat, ideology kapitalisme harus ditinggalkan dan diganti dengan syariah Islam. Dengan syariah Islam, Allah SWT telah menjamin kita akan meraih keselamatan dan barakoh di dunia dan diakhirat. (Farid Wadjdi)

Mengapa Harus Endang Rahayu?

Dipilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih menjadi Menteri Kesehatan pada detik pengumuman Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II terus menuai kontroversi. Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto pun angkat bicara terkait kejanggalan pengangkatan dan alasan pemilihan Endang Rahayu sebagai menkes.

“Kalau disebut bahwa Endang sebagai agen bolehlah debatable tetapi setidaknya ini ada tekanan. Kalau tidak ada sesuatu mengapa prosesnya berlangsung tidak normal. Apalagi dia hanya seorang eselon dua!” ujar Ismail kepada mediaumat.com Sabtu (24/10) di Jakarta.

Terkait tes kesehatan misalnya, yang lainnya dites kesehatan memakan waktu 5-6 jam. Namun Endang Rahayu tidak menempuh proses itu. Namun belakangan Endang mengaku dites kesehatan juga ketika wawancara di Cikeas. Sedangkan pengumuman hasilnya beberapa hari kemudian.

Prestasinya juga tidak ada yang menonjol. Bahkan terkategori gagal karena Siti Fadilah Supari, Menkes yang lalu, telah memutasinya lantaran Endang telah terlibat kasus Namru dan melarikan virus H1N1 ke luar negeri tanpa seijin menkes.

Jadi dari segi prosesnya itu sudahlah tampak keganjilan dan dia pun terkategori orang yang gagal. “Maka kalau kita bicara tentang dokter yang ahli di Indonesia ini tidak kurang banyaknya. Jadi mengapa mesti Bu Endang?” tanya Ismail.

“Ia tersangkut kasus NAMRU, dia juga lulusan Harvard. Jadi sangat sulit dielakkan bahwa ini tidak ada campur tangan asingnya.” simpul Ismail. Sehingga dapat dipastikan dipilihnya Endang ini karena adanya kesamaan ideologinya, yakni sama-sama kapitalis yang taat dalam mengamalkan mazhab neoliberalnya.

Penganut ideologi tersebut selalu saja berupaya menghapuskan public service obligation, kewajiban negara dalam sektor layanan masyarakat (PSO). Termasuk PSO dibidang kesehatan atau farmasi.

Nah, ujar Ismail, bagi kaum neoliberal farmasi ini adalah bisnis yang sangat menggiurkan. Ia mencontohkan salah satu produk farmasi, vaksin misalnya. “Apalagi vaksin yang diwajibkan oleh negara maka jumlahnya itu bukan alang kepalang!” paparnya.

Vaksin menginitis diwajibkan bagi jamaah haji. Setiap tahunnya ada 4 juta orang. Apalagi vaksin H1N1 penggunanya bisa sampai satu milyar. Ini bisa menjadi bisnis yang sangat luar biasa. Kalau satu vaksin untung Rp 1000 maka bila 1 milyar keuntungannya 1 trilyun.

Karena itu upaya menciptakan vaksin baru seiring dengan pertumbuhan kebutuhan kekebalan terhadap berbagai penyakit baru, terus dilakukan.

Dalam pidatonya Endang menghentikan kerjasama dengan NAMRU tapi akan tetap membuka kerjasama penelitian di bidang kesehatan dengan Amerika, yakni Indonesia-United States of Medical Research, IUC.

Memang bukan militer. Melainkan sipil Amerika dan sipil Indonesia. Tetapi ingat esensinya bukan di militer atau sipil tetapi dibentuk kerjasamanya itu. “Nah, kerjasamanya itulah dapat mengulangi kembali kasus NAMRU!” tuding Ismail.

Kewajiban Negara
Nabi Muhammad SAW itu mengingatkan, ujar Ismail, supaya manusia tidak kencing di air yang menggenang. Karena itu dapat mengancam kesehatan lingkungan dan manusia. Kemudian mencegah penyakit yang menular.

Masyarakat itu harus dijaga kesehatannya baik individu, keluarga, masyarakat maupun negara. Negara itu berkewajiban terus berupaya menjaga kesehatan masyarakatnya. Mencegah adanya penyakit, apalagi penyakit buatan.

Di samping itu, negara juga harus bisa menghindarkan masyarakat menjadi objek dalam bisnis kesehatan. “Nah, dengan mengangkat Bu Endang ini peran negara dalam hal PSO terancam hilang. Karena masuknya bisnis farmasi asing itu sangat terbuka!” tuding Ismail.

Misalnya, ada suatu penyakit baru di suatu negara. Siapa yang cepat mendapatkan sample virus dari penyakit baru itu maka dia segera bisa membuat vaksinnya. Nah, di situ lah bisnis dimainkan.

Kemudian dia menjual vaksin tersebut dengan harga yang tinggi terhadap negara yang terjangkiti virus tersebut. Mau tidak mau negara itu akan membelinya untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit itu.

Pertanyaannya siapa yang membawa virus tersebut sehingga asing bisa mendapatkan sample kemudian membuat vaksinnya? Tentu saja melalui perantaraan orang. Kalau membawanya tidak melalui jalur resmi kan dibilang tindak kejahatan. Maka dibuatlah formalitasnya dengan nama format kerja sama dengan asing. Dari situlah virus bisa sampai ke tangan asing.
.
Sebenarnya adalah kewajiban pemerintah membuat vaksin sendiri tanpa kerja sama dengan asing. Karena Bio Farma mampu membuat vaksin sendiri. Tapi mengapa tidak Bio Farma yang membuat?

Karena Bio Farma adalah perusahaan farmasi BUMN. Jadi harus terikat PSO. Artinya, penjualan vaksin bukan dalam rangka bisnis tetapi semata-mata untuk menjaga kesehatan masyarakat sehingga vaksin tersebut dijual murah bahkan gratis. Itu namanya tidak pro pasar.

Sedangkan asing kepentingannya kan cuma satu yakni bisnis. Jadi bagaimana agar setiap orang yang dipilih menjadi menteri itu sesuai dengan kepentingan bisnis mereka, alias pro pasar. “Ingat farmasi itu adalah bisnis yang sangat menggiurkan asing, setelah bisnis sumber daya alam dan senjata” pungkas Ismail. (mediaumat.com, 25/10/2009)

16 Oktober, 2009

Wahai Saudaraku Para Muslimah ke-2


KANTOR JURUBICARA MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

No: 01/PN/10/09

Jakarta, 22 Syawal 1430 H/ 11 Oktober 2009

بسم الله الرحمن الرحيم

TANGGAPAN MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA MENGENAI MUSYAWARAH BESAR PEKERJA SEKS SE-JABAR DI KARAWANG

Sebagaimana diberitakan oleh harian Radar Karawang (3/10/09) bahwa pada tanggal 2 – 3 Oktober 2009 yang lalu telah digelar Musyawarah Besar (Mubes) Wanita Pekerja Seks se-Jabar bertempat di Yayasan Kita Karawang. Acara ini diberitakan oleh Harian Pikiran Rakyat (3/10/09) dan sedikitnya diikuti oleh 36 pekerja seks, perwakilan dari 19 kota/kabupaten se-Jabar. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan masalah penanggulangan HIV – AIDS di Jawa Barat, terutama tuntutan para pekerja seks akan janji pemerintah untuk memberi jaminan fasilitas kesehatan bagi mereka.

Sehubungan dengan Mubes di atas, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia menyatakan:

1. Pemerintah wajib mengalihprofesikan semua pekerja seks ke profesi lain, memfasilitasi dan melindungi mereka dalam proses alih profesi, kemudian memberikan sanksi pidana kepada mereka yang dengan kesadaran penuh menolak untuk alih profesi.

2. Diamnya pemerintah terhadap eksistensi pekerja seks adalah suatu bentuk kedurhakaan terhadap Allah Sang Pencipta dan penistaan terhadap harkat kemanusiaan. Keburukan dari kemakshiyatan ini tidak hanya akan menimpa para pelakunya saja tetapi berlaku juga bagi orang lain. Murka Allah akan meliputi semuanya.

واتقوا فتنة لا تصيبن الذين ظلموا منكم خآصة واعلموا أن الله شديد العقاب

dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.

وَالَّذي نَفسِي بِيَدهِ لَتأمُرُنَّ بالمَعْرُوفِ وَ لَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنكرِ اَوْ لَيوشِكَنَّ اللهَ انْ يبعثَ عليكُم عِقَاباًَ منهُ ثَمَّ تَدْعُونَه فَلاَ يُستَجابَ لكُم

Demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, kalian harus memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, atau Allah akan mengirimkan siksa-Nya, kemudian kalian berdo’a kepada-Nya namun do’a kalian tidak dikabulkan (HR. at-Tirmidzi)

3. Pengalokasian dana untuk pelayanan kesehatan bagi pekerja seks dalam penanggulangan HIV –AIDS sesungguhnya adalah suatu bentuk pelestarian sumber penularan HIV – AIDS. Dana tersebut semestinya direalokasi untuk membiayai semua dana yang dibutuhkan dalam proses alih profesi semua pekerja seks ke profesi lain yang halal, termasuk upaya memulihkan kesehatan para mantan pekerja seks yang sudah bertobat.

Selanjutnya, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan kepada segenap komponen bangsa bahwa tatanan hidup sekuler yang kapitalistik akan terus mempertahankan eksistensi pekerja seks selama masih dianggap mendatangkan keuntungan bagi kaum kapitalis, walaupun telah terbukti mendatangkan kerusakan bagi masyarakat luas. Karena itu sudah selayaknyalah kita mengganti tatanan hidup kita dengan sesuatu yang membawa kemaslahatan bagi manusia dan alam semesta yaitu tatanan hidup berdasarkan syariah dalam naungan Khilafah.

JURUBICARA MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Febrianti Abassuni

HP. 08129049930

Email : febrianti@hizbut-tahrir.or.id/febrianti.abassuni@gmail.com

Website : http//:www.hizbut-tahrir.or.id

Wahai Saudaraku Para Muslimah


KANTOR JURUBICARA MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

No: 02/PN/10/09

Jakarta, 26 Syawal 1430 H/ 14 Oktober 2009

بسم الله الرحمن الرحيم

SURAT TERBUKA MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA KEPADA PEREMPUAN INDONESIA

Sehubungan dengan terus diselenggarakannya kontes-kontes kecantikan di Indonesia, dan pemenangnya akan dikutsertakan dalam ajang kontes kecantikan dunia sebagai representasi perempuan Indonesia, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia :

  1. Mengajak perempuan Indonesia untuk menyadari secara penuh jati dirinya sebagai hamba Allah Sang Maha Pengatur, yang telah memberikan begitu banyak kenikmatan kepada umat manusia. Seharusnya manusia bersyukur kepada Allah SWT dengan tidak melanggar aturan hidup dari-Nya hanya untuk mendapatkan penghargaan atau sanjungan manusia yang mengabaikan aturan Allah SWT.
  2. Mengingatkan bahwa Allah SWT telah menyeru umat manusia:

وَلا تَلبِسُوا الحَقَّ بِالبٰطِلِ وَتَكتُمُوا الحَقَّ وَأَنتُم تَعلَمونَ

“Janganlah kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan janganlah kamu menyembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.”(TQS Al Baqarah: 42)

Kita semua mengetahui bahwa mengumbar aurat di depan khalayak umum, bahkan menjadikannya sebagai objek penilaian dalam sebuah kontes kecantikan adalah sebuah bentuk kebatilan. Maka sudah seharusnya kita meninggalkan sistem sekuler yang menjadi pangkal terjadinya pencampuran antara hak dan batil. Sehingga tampaklah kebatilan itu seakan-akan menjadi suatu kebaikan bagi manusia.

3. Mengajak perempuan Indonesia untuk menghentikan segala kegiatan yang melanggar ajaran agama - termasuk berbagai kontes kecantikan - yang hakikatnya telah merendahkan martabat perempuan dan menjerat mereka menjadi obyek eksploitasi para kapitalis

4. Mengajak perempuan Indonesia untuk berprestasi dan berkarya di tengah masyarakat sesuai dengan aturan Allah SWT. Sehingga dapat memberi sumbangan besar dalam mewujudkan kebangkitan peradaban manusia dalam naungan ridlo Allah SWT.

Selanjutnya, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengingatkan kepada segenap komponen bangsa bahwa tatanan hidup sekuler yang kapitalistik akan terus mempertahankan posisi perempuan sebagai obyek eksploitasi. Sudah seharusnya kita mengganti tatanan hidup kita berdasarkan syariah dalam naungan Khilafah.

JURUBICARA MUSLIMAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

Febrianti Abassuni

HP. 08129049930

Email : febrianti@hizbut-tahrir.or.id/febrianti.abassuni@gmail.com

Website : http//:www.hizbut-tahrir.or.id