25 Juni, 2009

Pendidikan Untuk Kebangkitan

Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) DPD II Malang Raya mengadakan Seminar Nasional Pendidikan bertajuk, “Visi Pendidikan Untuk Kebangkitan Indonesia Dalam Menghadapi Globalisasi Ekonomi, Politik, dan Budaya”, Ahad (31/5). Sebanyak 1500 orang memadati Gedung Sport Centre Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang . Hadir sebagai pembicara antara lain: Fahmi Lukman, M.Pd dari HTI, Prof. Effendi, PhD., ( Guru besar Univeritas Muhammadiyah Malang) dan Prof Dr. H. A. Mukaddis, M.Pd (Ketua Sertifikasi Nasional, Guru Besar Univeritas Muhammadiyah Malang) Prof. Effendi yang juga Pembina Sekolah-Sekolah Internasional menyampaikan pendidikan harus senantiasa dikembangkan. “Salah satu cara untuk mengembangkan pendidikan saat ini, pemerintah membuka beberapa sekolah Internasional, yang saat ini sedang melalui beberapa tahap,” kata Prof. Effendi.

Sedangkan Prof. Mukaddis membahas sertifikasi guru sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru. “Pendidikan berkualitas juga ditentukan oleh kualitas para pengajarnya”.
Berbeda dengan para pemateri sebelumnya, Ustadz Fahmi Luqman memandang persoalan pendidikan dengan pandangan menyeluruh. Beliau menyampaikan fakta mengenai kondisi pendidikan di Indonesia, seperti mahalnya biaya pendidikan, kapitalisasi pendidikan. Kondisi ini menyebabkan pendidikan hanya bisa dijangkau orang yang punya duit saja. Beliau juga menyinggung masalah pendidikan lainnya seperti banyaknya pengangguran dan permasalahan moral remaja. “Ini semua merupakan akibat dari buruknya sistem pendidikan di Indonesia”.

Ustadz Fahmi menjelaskan buruknya kondisi pendidikan akibat kesalahan paradigma yang dipakai dalam sistem pendidikan nasional, yaitu paradigma sekuler. ”Paradigma ini memisahkan agama dengan kehidupan di dunia. Islam merupakan satu-satunya agama yang memiliki konsep jelas mengenai sistem pendidikan dijauhkan dari kehidupan.” Dampaknya apa yang dipelajari di sekolah, tidak tampak dalam kehidupan sehari-hari. Celakanya, ajaran Islam juga banyak direduksi, menjadi hanya sekedar agama ritual saja. Padahal Islam punya serangkaian sistem yang lengkap mengenai pendidikan. Sebagaimana yang pernah diterapkan sekitar 14 abad. Peradaban Islam telah membuat dunia ini menjadi terang dengan perkembangan yang pesat di bidang sains. “Ini tidak lain merupakan buah dari sistem pendidikan Islam.”
Lebih lanjut Ustadz Fami memaparkan sistem pendidikan Islam. Visinya jelas, yaitu membentuk individu berkepribadian luhur , yaitu kepribadian Islam. Pola pikirnya Islam, pola sikapnya juga Islam. Sistem pendidikan Islam merupakan sebuah sistem unik. Tidak mungkin dicangkokkan dalam sistem selain Islam. Sistem pendidikan Islam hanya bisa diterapkan dalam sistem politik Islam juga, yaitu sistem Khilafah Islamiyah. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan perubahan mindset pada masyarakat Indonesia dengan mindset Islam.
Penjelasan para pemateri ini akhirnya menggelitik para peserta untuk mengetahui lebih jauh mengenai sistem pendidikan Islam. Hingga banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan peserta. Misalnya, Bapak Sulaiman Ismail, seorang peserta dari Nangroe Aceh Darusalam bertanya dengan sangat antusias kepada Bapak Fahmi dari HTI, ”Bagaimana cara perubahan yang harus dilakukan untuk merubah Indonesia menjadi kondisi seperti yangdisampaikan Pak Fahmi?”
Ustadz Fahmi menjawab cara merubah Indonesia melalui perubahan cara berfikir dengan menjadikan Islam sebagai ideologi. ”Paradigma Islam diperlukan dalam dalam sistem pendidikan. Indonesia saat ini menerapkan sistem kapitalis sekuler, sistem ini sudah tidak bisa diharapkan lagi, sehingga dibutuhkan perubahan mendasar. Sebuah perubahan revolusioner melalui thoriqoh atau jalan yang dicontohkan Rasul, salah satunya dengan non kekerasan. Dengan Syariat Islam dan Khilafah, Indonesia menjadi negara kuat,” paparnya panjang lebar.
Juga muncul beberapa pertanyaan kritis dari audiens mengenai Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang saat ini seolah menjadi idola. ”Seberapa efektif SBI bisa menangkal perilaku buruk?” tanya Ina.
Pertanyaan pun dijawab oleh Bapak Prof. Effendi ini sebagai pembina dari SBI-SBI yang ada di Malang, ”SBI harus bisa menjadikan siswa berimtaq. Para guru harus pandai memasukkan nilai-nilai ini.”
Namun, meski begitu, jika visi pendidikan masih berjalan di atas rel sekuler, rasanya susah untuk melahirkan pelajar yang berimtaq. Fakta sudah membuktikan.
Oleh karena itu sudah saatnya mengambil visi pendidikan Islam dengan mengambil sistem pendidikan Islam yang diterapkan dalam Khilafah Islamiyah.

Tidak ada komentar: