29 Juli, 2009

Remaja Bicara Seks

Bertempat di sebuah aula sekolah Surabaya Timur, Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia mengadakan kegiatan talk show dengan tema “Remaja Bicara Seks”. Kegiatan ini diadakan pada hari ahad, tanggal 26 juli 2009, dan dihadiri sekitar seratus remaja muslimah dari berbagai SMP dan SMA setempat.

Diawali dengan sebuah kisah tentang permainan sepak bola yang dilakukan sekelompok anak muslim pada zaman Rasulullah SAW yang dituturkan oleh DPD II Surabaya, Ir. Retno Sukmaningrum, MT dalam sambutan beliau. Di dalam kisah ini disebutkan bahwa bola yang dimainkan anak-anak muslim tersebut tanpa sengaja mengenai seorang rahib Yahudi. Dan saat itu, sang rahib pun mengumpat dan mengolok-olok Rasulullah SAW. Seketika itu juga anak-anak muslim tersebut menampakkan pembelaan mereka terhadap Pembawa Islam, junjungan kita bersama, Rasulullah SAW. Pesan yang disampaikan dari kisah ini adalah gambaran anak-anak dan remaja muslim yang seharusnya adalah demikian, yakni menjadi pembela Islam dan siap memimpin umat sebagai generasi khoiru ummah.

Acara berlanjut ke talkshow, yang dipandu oleh Raashedah dengan narasumber Ust. Dr. Faizah Rosyidah, yang keduanya adalah aktivis HTI. Selain menampilkan materi dalam bentuk powerpoint, Ust. Faizah juga menampilkan cuplikan film janin korban aborsi sebagai dampak dari tindakan calon ibu (baik yang sudah menikah ataukah belum) terhadap kehamilan yang tidak diinginkan, dan sebuah penelitian yang cukup menggambarkan rusaknya pergaulan remaja saat ini. Semua ini berpangkal dari kehidupan yang mengagungkan kebebasan akibat dari pandangan sekulerisme yang tertanam kuat sejak runtuhnya Khilafah Islamiyah. Dan semakin jelas pula gambaran khoiru ummah dalam QS. Ali Imran hampir tidak terlihat pada model remaja sekarang, yang justru disibukkan untuk mengumbar hawa nafsu melalui gaya hidup free sex, hedonis, dan permissive. Kondisi ini semakin diperparah dengan rencana disahkannya UU Kespro, yang akan melegalkan aborsi dan meliberalkan remaja. Oleh karena itu, Ust. Faizah menyampaikan pentingnya remaja menjadi pembela Islam dan berperilaku sesuai dengan syariah Islam. Memang tidak cukup dengan level individu saja dengan membentengi diri dengan memperkuat aqidah dan memperdalam tsaqofah Islam saja, akan tetapi dibutuhkan pula level system yang kokoh berdasarkan aqidah dan menerapkan syariah kaafah yang akan melindungi setiap warganya dari rusaknya pergaulan, maupun persoalan yang lain.

Namun, di akhir talk show, baik narasumber, host, maupun pembawa acara menyampaikan pentingnya ada upaya kongkret remaja dalam menolak RUU yang akan menghancurkan generasi bangsa. Upaya tersebut adalah dengan menghadiri Konferensi Remaja Muslimah yang insya Allah diadakan pada tanggal 9 Agustus 2009, bertempat di Gelora Pancasila. Melalui kurang lebih 3000 peserta dari kalangan remaja muslimah yang hadir insya Allah mampu menghalau upaya liberalisasi remaja.

Tidak ada komentar: